Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Al Aqidah As-Sanusiyyah: Keutamaan Kalimat Syahadatain

 Ngaji Al-Aqidah As-Sanusiyyah 33

فَقَدْ بَانَ لَكَ تَضَمُّنُ كَلِمَتَيِ الشَّهَادَةِ مَعَ قِلَّةِ حُرُوْفِهَا لِجَمِيْعِ مَا يَجِبُ عَلَى المُكَلَّفِ مَعْرِفَتُهُ مِنْ عَقَائِدِ الْإِِيْمَانِ فِي حَقِّهِ تَعَالٰى وَفِي حَقِّ رُسُلِهِ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ. 

وَلَعَلَّهَا لاِخْتِصَارِهَا مَعَ اشْتِمَالِهَا عَلَى مَا ذَكَرْنَاهُ جَعَلَهَا الشَّرْعُ تَرْجَمَةً عَلَى مَا فِي الْقَلْبِ مِنَ اْلإِسْلَامِ، وَلَمْ يَقْبَلْ مِنْ أَحَدٍ اْلإِيْمَانِ إِلَّا بِهَا. 

فَعَلَى الْعَاقِلِ أَنْ يُكْثِرَ مِنْ ذِكْرِهَا مُسْتَحْضِرًا لِمَا احْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنْ عَقَائِدِ اْلإِيْمَانِ حَتَّى تَمْتَزِجَ مَعَ مَعْنَاهَا بِلَحْمِهِ وَدَمِهِ، فَإِنَّهُ يَرَى لَهَا مِنَ اْلأَسْرَارِ وَالْعَجَائِبِ إنْ شَاءَ اللهُ تَعَالٰى مَا لاَ يَدْخُلُ تَحْتَ حَصْرٍ، وَبِاللّٰهِ التَّوْفِيْقُ لاَ رَبَّ غَيْرُهُ، وَلاَ مَعْبُودَ بِحَقٍّ سِوَاهُ.

*Keutamaan Kalimat Syahadatain*


Maka sungguh telah jelas bagi kalian cakupan kalimat syahadatain dengan hurufnya yang sedikit, terhadap perkara yang wajib diketahui oleh setiap orang mukallaf, meliputi aqidah keyakinan-keyakinan iman kepada Allâh Ta'alâ dan iman kepada para utusan-Nya عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ.

Dan semoga ia (dua kalimat syahadat) karena ringkasnya namun merangkum masalah-masalah yang telah disebutkan. Syari'atlah yang menjadikan petunjuk agama islam di hati seseorang, dan syariat (syara') tidak akan menerima iman dari siapapun kecuali dengan dua kalimat syahadat.

Maka hendaknya bagi orang berakal harus memperbanyak berdzikir (menyebut kalimat syahadat ini dengan hati) sekaligus meresapi makna keyakinan Iman yang terkandung di dalam kalimat syahadatain ini, Sehingga syahadatain bersama maknanya menjadi sebuah kebiasaan (sebagaimana orang-orang sholeh terdahulu). Karena orang yang berakal (dengan kebiasan berdzikir syahadat ini) akan melihat rahasia-rahasia dan keajaiban kalimat syahadatain yang tidak terbatas, jika Allâh menghendaki.

Dan dengan Allâh, datang pertolongan. Tidak ada tuhan selain Allâh dan tidak ada sesembahan yang benar selain Allâh.

*Catatan:*

Dua kalimat syahadat yaitu:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه

Boleh dengan lafadz selainnya asalkan sema'na dengannya, seperti lafadz:

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰه مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰه

Atau

لَا رَبَّ إلَّا اللّٰه مُحَمَّدٌ نَبِيُّ اللّٰه

Atau 

لَا خَالِقَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰه

Atau lainnya yang semakna.

Atau dengan terjemahannya seperti "Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali hanya Allâh, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allâh".

Meskipun contoh di atas sah untuk masuk ke dalam agama islam, namun para ulama menjelaskan bahwa yang paling utama dalam mengucapkan syahadat adalah *dengan bahasa arab yang mengandung lafadz أَشْهَدُ, karena lafadz ini mengandung 3 ma'na sekaligus yaitu saya mengetahui, saya menyakini dan saya mengakui dengan lisan.*

Dan perlu di perhatikan bagi orang yang tidak bisa mengucapkan huruf ح dengan benar (semisal ia baca dengan هـ) maka ketika mengucapkan محمّد  ia ganti dengan lafadz أَبَا القَاسِم, sehingga menjadi

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰه

وَأَشْهَدُ أَنَّ أَبَا الْقَاسِم  رَسُولُ اللّٰه

Pertanyaan:

1. Sebutkan hukum-hukum membaca kalimat syahadat?

نَسْأَلُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى أَنْ يَجْعَلَنَا وَأَحِبَّتَنَا عِنْدَ المَوْتِ نَاطِقِيْنَ بِكَلِمَةِ الشَّهَادَةِ عَالِمِيْنَ بِهَا. 

وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّدٍ، كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ، وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ. 

وَرَضِيَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللّٰهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. 

وَسَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. 

وَالحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنِ. 

*Penutup*

Kami memohon kepada Allâh Subhânahu WaTa'alâ, agar menjadikan kita, dan orang-orang yang mencintai kami ketika datang kematian dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dan meyakini maknanya. 

Semoga rahmat Allâh yang agung senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ, selama orang-orang yang ingat menyebutnya dan sejumlah orang-orang yang lalai (lupa) menyebutnya.

Dan semoga Allâh meridloi seluruh para shahabatnya rosûlullâh ﷺ, dan para tabi'în (orang-orang yang mengikuti jejak para shahabatnya) dengan berbuat baik sampai hari kiamat.

Dan semoga keselamatan untuk para utusan, dan segala puji adalah milik Allâh yang memiliki alam semesta.

والحمد لله الذي بعنايته تم هذا العمل الصالح وذلك اليوم الثلاثاء ثمانية عشر في رمضان ١٤٤٦ه‍..

الفقير المترجم: نور المستفيد.

Posting Komentar untuk "Al Aqidah As-Sanusiyyah: Keutamaan Kalimat Syahadatain"