Al Aqidah As-Sanusiyyah: Dalil Sifat Wajib Mustahil Jaiz Para Nabi dan Rosul
Ngaji Al-Aqidah As-Sanusiyyah 21
أَمَّا بُرْهَانُ وُجُوْبِ صِدْقِهِمْ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: فَلِأَنَّهُمْ لَوْ لَمْ يَصْدُقُوا لَلَزِمَ الَكَذِبُ فِي خَبَرِهِ تَعَالَى، لِتَصْدِيْقِهِ تَعَالَى لَهُمْ بِالْمُعْجِزَةِ النَّازِلَةِ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ تَعَالَى: «صَدَقَ عَبْدِي فِي كُلِّ مَا يُبَلِّغُ عَنِّي».
*Bukti sifat wajib Ash Shidq bagi Para Nabi dan Rasul*
Adapun bukti dari sifat wajib Ash Shidq (jujur)¹ para nabi dan rasul (عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ) adalah karena seandainya mereka tidak jujur, maka tentu dusta dalam menyampaikan wahyu Allâh Ta'alâ. Karena pembenaran Allâh Ta'alâ kepada mereka melalui perantara mu'jizat yang turun itu laksana firman Allâh Ta'alâ: "Hamba-Ku jujur di setiap perkara yang disampaikannya dari-Ku".
Catatan:
¹ Dalil Al Qur'an, Allâh ﷻ berfirman:
﴿وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى﴾ (سورة النجم: ٤-٣)
Maknanya:
"Dan tidaklah (Muhammad) itu berbicara (tentang Al Quran dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsu-nya, Ia (Al Qur'an itu) tidaklah lain kecuali wahyu yang diwahyukan (kepada beliau, Muhammad ﷺ).” (Q.S. An-Najm: 3-4).
Ayat ini menegaskan bahwa semua yang diucapkan oleh Rasûlullâh ﷺ adalah wahyu dari Allah ta'ala.
Karena itu, semua yang disampaikan oleh Rasûlullâh ﷺ adalah kebenaran, tidak ada yang salah. Sehingga wajib bagi setiap muslim untuk membenarkan semua yang disampaikan oleh Rasûlullâh ﷺ.
Secara umum perkara yang disampaikan oleh Rasûlullâh ﷺ ada tiga, yaitu:
1. Sesuatu yang telah terjadi pada masa yang lalu, seperti awal mula penciptaan makhluk, kisah para nabi dan umat-umat terdahulu.
2. Sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, baik di dunia, alam kubur dan di akhirat.
Sesuatu yang akan terjadi di dunia seperti tanda-tanda kiamat, baik tanda kecil maupun tanda besar. Sesuatu yang akan terjadi di alam kubur seperti adanya adzab dan nikmat kubur, adanya pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur.
Sesuatu yang akan terjadi di akhirat seperti ba'ats (kebangkitan dari kubur), al hasyr (dikumpulkan di mahsyar), mizan, hisab, neraka, surga, syafa’at dan lainnya.
3. At Tahlil wa at Tahrim (Hukum Halal dan Haram, yakni penghalalan terhadap sebagian perbuatan dan pengharaman terhadap sebagian perbuatan yang lain).
Mustahil bagi seorang nabi itu sabqul lisan, yakni mengucapkan kata-kata yang tidak dikehendaki oleh orang yang mengucapkannya.
Mustahil juga syetan bisa masuk dan menguasai lisan seorang Nabi, sehingga syetan berbicara dengan lisan seorang nabi. Karena hal itu bertentangan dengan ayat di atas.
Sebagian ulama berpendapat apabila Rasûlullâh ﷺ berkata berdasarkan wahyu, dibuktikan dengan ayat ini. Dan sebagian ulama lain berpendapat, bahwa Rasûlullâh ﷺ juga berijtihad, namun ijtihadnya tidak pernah salah dalam syari'at.
*Warning (Peringatan):*
Pada zaman ini, ada orang yang mengaku (mengklaim) dirinya sebagai ahli ilmu, dia berkata:
"Aku berijtihad, tapi ijtihadku kadang benar kadang salah, seperti Rasulullah". Maka, orang yang demikian ini disebut ضال مضل alias *sesat dan menyesatkan*.
Waspadalah-waspadalah!!
Semoga Allah hindarkan kita semua dari kekejian ini.
Pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan sifat ash Shidq bagi para nabi dan rasul?
- Apa yang dimaksud dengan mu'jizat?
وَأمَّا بُرْهَانُ وُجُوْبِ اْلأَمَانَةِ لَهُمْ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وّالسَّلاَمُ: فَلِأَنَّهُمْ لَوْ خَانُوا بِفِعْلِ مُحَرَّمٍ، أَوْ مَكْرُوهٍ، لاَ نْقَلَبَ المُحَرَّمُ، أَوِ المَكْرُوْهُ طَاعَةً فِي حَقِّهِمْ، لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَنَا بِالإِقْتِدَاءِ بِهِمْ فِي أََقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ، وَلاَ يَأْمُرُ اللهُ تَعَالَى بِفِعْلِ مُحَرَّمٍ وَلاَ مَكْرُوْهٍ. وَهذَا بِعَيْنِهِ هُوَ بُرْهَانُ وُجُوبِ الثَّالِثِ.
*Bukti sifat wajib Al Amânah, Cerdas dan Tabligh bagi Para Nabi dan Rasul*
Adapun bukti dari sifat wajib Al Amânah (dipercaya)¹ bagi para nabi dan rasul (عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ) adalah karena seandainya mereka berkhianat dengan melakukan perkara haram atau makruh, maka berbalik bahwa perkara haram atau makruh itu berubah menjadi perkara keta'atan bagi mereka, karena Allâh Ta'ala memerintahkan kepada kita untuk meneladani (mengikuti) mereka dalam perkataan dan perbuatan mereka. Dan Allâh Ta'ala tidak memerintahkan untuk melakukan perkara haram juga perkara makruh. Penjelasan ini sekaligus menjadi bukti sifat wajib At Tabligh (menyampaikan wahyu).
Catatan:
¹ Dalil Al Qur'an, Allâh ﷻ berfirman:
﴿وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ﴾ (سورة الأنعام: ٨٦)
Maknanya:
"Dan seluruh para nabi kami utamakan atas alam semesta". (Q.S. Al-An'am: 86)
Ayat ini menjadi bukti bahwa Allâh Ta'ala menciptakan para nabi dan menjadikan mereka makhluk yang paling istimewa, lebih istimewa dari para malaikat dan manusia lainnya. Allah mengistimewakan mereka dengan akhlak yang baik dan sifat yang terpuji, cerdas, mereka tidak pernah berbohong, berkhianat, mencuri, dan tidak pernah jatuh dalam dosa kecil yang dapat menurunkan harga diri, tidak terjatuh dalam dosa besar dan kekufuran.
Pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan sifat al Amânah?
- Apa perbedaan Nabi dan Rosul?
وَأَمَّا دَلِيْلُ جَوَازِ اْلأَعْرَاضِ الْبَشَرِيَّةِ عَلَيْهِمْ : فَمُشَاهَدَةُ وُقُوْعِهَا بِهِمْ: إِمَّا لِتَعْظِيْمِ أُجُوْرِهِمْ، أَوْ لِلتَّشْرِيْعِ، أَوْ لِلتَّسَلِّي عَنِ الدُّنْيَا، أَوْ لِلتَّنْبِيْهِ لِخِسَّةِ قَدْرِهَا عِنْدَ الله تَعَالَى، وَعَدَمِ رِضَاهُ بِهَا دَارَ جَزَاءٍ لِأَنْبِيَائِهِ وَأَوْلِيَائِهِ بِاعْتِبَارِ أَحْوَالِهِمْ فِيْهَا عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ.
*Bukti sifat Jaiz bagi Para Nabi dan Rasul*
Adapun bukti bolehnya¹ sifat-sifat manusiawi bagi para nabi dan rasul (عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ) adalah fakta yang terjadi pada mereka, adakalanya bertujuan untuk memperbanyak pahala mereka, atau mengajarkan (menjelaskan) syariat, atau menghibur (bersabar) dari urusan dunia², atau untuk peringatan terhadap hinanya/rendahnya derajat dunia menurut Allâh Ta'alâ. Dan (untuk menunjukkan) tidak ridlo-Nya Allâh Ta'ala terhadap dunia sebagai tempat pembalasan bagi para Nabi-Nya dan kekasih-Nya dengan mempertimbangkan kondisi mereka di dunia ini dengan akhirat (عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ).
Catatan:
¹ Dalil Al Qur'an, Allâh ﷻ berfirman:
﴿قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا﴾ (سورة الكهف: ١١٠)
Maknanya:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku ini (Muhammad) manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku," (Q.S. Al Kahfi:110)
Karena beliau adalah manusia maka beliau tercipta dari tanah.
Dan firman-Nya:
﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ﴾ (سورة الروم: ٢٠)
Beliau adalah manusia tapi bukan manusia biasa. Beliau itu manusia akan tetapi manusia terbaik, makhluk terbaik, Beliau itu makhluk Allah yang paling utama dan bukan Makhluk Allah yang pertama.
² Ad-Dasuqiy berkata:
"yakni supaya manusia bisa menghibur diri dengan derita yang menimpa para nabi. At-tasally adalah menyabarkan diri dan tidak bersedih atas kehilangan duniawi, karena para nabi juga mengalami hal yang sama. Maka jika terjadi pada dirimu kefakiran misalnya, sakit maka kamu dapat menghibur diri dengan derita yang dialami oleh para nabi sebelummu".
Pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan sifat al Amânah?
- Apa perbedaan Nabi dan Rosul?
Posting Komentar untuk "Al Aqidah As-Sanusiyyah: Dalil Sifat Wajib Mustahil Jaiz Para Nabi dan Rosul"