Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapakah Asya'irah itu

 Siapakah Asya'irah itu? 


Asya'irah: adalah sebuah penamaan yang ditetapkan kepada Ahlus Sunnah yang mengikuti Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dalam metode argumentasinya. Dari ini muncul sebuah pertanyaan, jika golongan ini mengikuti salafus shalih, Ahlus Sunnah wal Jamaah, mengapa mereka disandarkan kepada Imam Al-Asy'ari?

Jawabnya: Sesungguhnya penyandaran mereka (Ahlussunnah) kepada imam Abu Hasan Al-Asy'ari adalah karena beliau bangkit untuk membela akidah salaf berdasarkan dalil naql dan Akal dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga ini adalah penyandaran yang terkenal. 

Seperti ketika kita mengatakan bacaan 'Ashim dan bacaan Nafi', dan penyandaran bacaan ini kepada mereka tidak berarti bahwa mereka yang menciptakannya, tetapi karena mereka yang berupaya mengumpulkan, mengajarkan, dan melestarikannya, maka bacaan tersebut disandarkan kepada mereka.

Begitu juga seperti yang kita katakan: mazhab Maliki, mazhab Syafi'i, mazhab Abu Hanifah, dan mazhab Ahmad, maka tidak berarti bahwa penyandaran mazhab mereka ini terputus dari para sahabat dan tabi'in.

Al-Imâm Tajuddin as-Subki (w 771 H) dalam Thabaqât asy-Syafi'iyyah berkata:

(فالانتساب إليه إنما هو باعتبار أنه عقد على طريق السلف نطاقا وتمسك به وأقام الحجج والبراهين عليه، فصار الـْمُقْتَدِي به في ذلك؛ السالك سبيله في الدلائل يسمى أشعرياً).

Maka penyandaran (Ahlussunnah) kepadanya adalah dari segi karena beliau yang telah memformulasikan ajaran Salaf, berpegang dengannya, dan mendirikan dalil-dalil dan argumen-argumen bagi ajaran tersebut. Karena itulah orang yang menapaki jalan (Ahlussunnah) ini dalam dalil-dalilnya disebut dengan Asy'ari (artinya; pengikut al-Asy'ari)".

[Tajuddin as-Subki, Thabaqât asy-Syafi'iyyah al-Kubrâ, j. 3, h. 365]

Dan renungkanlah perkataan Al-Imâm al-Hafizh al-Bayhaqi (w 458 H), seperti yang dikutip oleh al-Hafizh Ibnu 'Asakir dalam kitab Tabyîn, berkata: 

(إلى أن بلغت النوبة إلى شيخنا أبي الحسن الأشعري فلم يحدث في دين الله حدثًا ولم يأت فيه ببدعة، بل أخذ أقاويل الصحابة والتابعين ومن بعدهم من الأئمة في أصول الدين فنصرها بزيادة شرح وتبيين).

Hingga sampailah kepada giliran Syekh kita Abul Hasan al-Asy'ari, -semoga Allah merahmatinya-, maka beliau dalam agama ini tidak membuat ajaran baru. Beliau tidak mendatangkan perkara bid'ah (yang sesat), tetapi beliau mengambil pendapat-pendapat para sahabat Nabi, Tabi'in, dan orang-orang sesudah mereka dari para Imam (penutan) dalam pokok-pokok agama (Usuluddin). Beliau membela itu semua dengan tambahan penjelasan

[Ibnu 'Asakir, Tabyîn Kadzib al-Muftarî, h. 103. Lihat pula as-Subki, Thabaqât asy-Syafi'iyyah, j. 3, h. 364]

Dan untuk memperkuat argumen Imam Al-Asy'ari terhadap akidah salaf, para ulama besar, fuqaha, dan Huffadz (ahli hadits) seperti Abu Bakr Al-Isma'ili, Al-Bayhaqi, Ibn Hibban penyusun kitab sahih ibn Hibban, Ibn Asakir dari Damaskus, Al-Nawawi, Al-Qurtubi, Ibn Hajar Al-Asqalani, Imam Fakhruddin Al-Razi, Ibn Daqiq Al-'Id, dan lainnya juga mengikuti metode yang sama dalam berargumentasi.

Secara keseluruhan, pengikutnya adalah mayoritas umat, Al-Imâm Tajuddin as-Subki (w 771 H) dalam Thabaqât asy-Syafi'iyyah berkata:

(الشافعية والمالكية والحنفية وفضلاء الحنابلة أشعريون، هذه عبارة ابن عبد السلام شيخ الشافعية، وابن الحاجب شيخ المالكية، والحصيري شيخ الحنفية، ومن كلام ابن عساكر حافظ هذه الأمة الثقة الثبت: هل من الفقهاء الحنفية والمالكية والشافعية إلا موافق الأشعري).

Klompok Syafi'iyah, Malikiyyah, Hanafiyah, dan orang-orang utama Hanbali adalah pengikut Asy'ariyyah, ini adalah pernyataan Ibn Abd al-Salam syaikh Syafi'iyah, Ibn al-Hajib syaikh Malikiuyah, dan al-Husairi syaikh Hanafiyyah. Kemudian dari perkataan Ibn Asakir, seorang hafizd yang terpercaya umat ini: Apakah di antara para fuqaha Hanafiyah, Malikiyyah, dan Syafi'iyah ada yang tidak sejalan dengan Asy'ari?

Dan penamaan (Asya'irah) saat ini di beberapa negara telah menjadi gelar yang menunjukkan kebid'ahan, hingga Anda bisa mendengar dari sebagian orang, ketika disebutkan bahwa seseorang sebagai pengikut Asy'ari. Segera terlintas dalam pikiran mereka, berdasarkan apa yang mereka terima dari ajaran yang salah terhadap Asy'ariy bahwa Asya'irah mengingkari sifat-sifat, mengutamakan akal diatas nash, bid'ah dan khurafat, hingga berbagai tuduhan lainnya yang dilontarkan oleh mereka yang tidak mengenal mazhab Sunni yang mendalam ini.

Pernah suatu ketika ada seseorang yang mencela Asya'irah, lalu ditanya padanya: Apakah kamu tahu siapa itu Asya'irah?

Dia berkata: ya, mereka adalah sekelompok ahli bid'ah.

Lalu dikatakan kepadanya: "ikutlah denganku" kemudian orang tersebut dibawa ke sebuah perpustakaan besar yang luas. Lalu ditunjukkan kepadanya deretan buku tafsir, dikatakan kepadanya: "Ini adalah tafsir al-Baghawi as-Syafi'i, ini tafsir al-Qurtubi al-Maliki, ini tafsir Ibn 'Atiyyah al-Maliki, ini tafsir Ibn Katsir as-Syafi'i, ini tafsir al-Samarqandi, ini tafsir al-Razi, ini tafsir al-Baydawi, dan ini dan ini hingga ditunjukkan semua deretannya, lalu dikatakan kepadanya: "Semua ini adalah Asya'irah."

Kemudian orang tersebut dibawa ke kitab-kitab hadis Nabi dan Kitab-Kitab syarhnya, ini Al-Baihaqi pemilik Sunan al-Kubro dan Syu'ab al-Iman, ini Ibn Hibban pemilik Sahih ibn Hibban, ini Imam Al-Hakim pemilik Al-Mustadrak, dan ini kitab-kitab syarh hadits Nabi: ini syarh Ibn Baththal Al-Maliki untuk Sahih Bukhari, ini Fath al-Bari syarh Sahih Bukhari oleh Ibn Hajar Al-Asqalani Al-Syafi'i, ini syarh Sahih Muslim Imam Nawawi Al-Syafi'i, dan ini dan ini, kemudian membawanya melalui sebagian besar kitab-kitab syarh hadits, lalu dikatakan kepadanya: "Semua ini adalah Asya'irah."

Dan begitupula kitab-Kitab usul fiqh, kitab musthalah hadits, kitab balaghah, dan kitab nahwu, hingga menjelajahi sebagian besar perpustakaan. 

Apakah mereka yang membela sunnah Nabi Muhammad , dan menafsirkan kitab Allah, dan menjelaskan sunnah Rasulullah adalah orang-orang ahli bid'ah? Jika semua ini bukan termasuk Ahlus Sunnah, lalu siapa sebenarnya Ahlus Sunnah itu?

Dan salah satu hal yang paling menarik adalah apa yang ditulis oleh Dr. Muhammad Hasan Hito dalam pengantar kitab (Ahlus Sunnah Al-Asya'irah: Syahadatu ulama' al-Ummah wa Adillatuhum). Beliau mengatakan: 

فإن أغرب سؤال وجه إلي في حياتي العلمية هو: هل يعتبر الأشاعرة من أهل السنة والجماعة؟

"Salah satu pertanyaan paling aneh yang pernah diajukan kepada saya dalam kehidupan ilmiah saya adalah: Apakah Asy'ariyah termasuk Ahlus Sunnah wal Jamaah?"

Butuh waktu cukup lama untuk memahami bentuk pertanyaan seperti ini, karena kita menemukan bahwa pertanyaan seperti ini kosong dari makna pertanyaan ilmiah yang benar, yang menunjukkan kebodohan  si penanya dan ketidaktahuannya tentang sejarah umat ini dan keyakinannya.

Hal Ini dikarenakan siapa pun yang pernah mencium aroma ilmu pengetahuan sudah tahu bahwa selama sejarah panjang umat kita, Asya'irah adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Dan ketika istilah Ahlus Sunnah disebutkan dalam buku-buku ilmu - dengan berbagai jenisnya - maka merekalah yang dimaksudkan.

Mereka adalah orang-orang yang sering terlibat dalam perdebatan antara mereka dan para Mu'tazilah, atau kelompok-kelompok Islam lainnya dalam kitab-kitab akidah, fiqh, usul, tafsir, dan hadits, bahkan dalam kitab-kitab bahasa, dan berbagai buku ilmu lainnya yang membahas perbedaan dalam akidah.

Hal ini karena para Asya'irah adalah mereka yang berdiri di hadapan para Mu'tazilah, membantah pendapat- pendapat mereka, membatalkan syubhat-syubhat mereka, dan mengembalikan kebenaran pada tempatnya sesuai dengan jalan para pendahulu umat ini dan manhaj mereka.

Posting Komentar untuk "Siapakah Asya'irah itu"