Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Hijrah Perempuan Tangguh Menemukan Syahamah Palu

 Ada sebuah kisah yang pernah ditulis laman facebook oleh jamaah syahamah di daerah Palu Sulawesi. berikut saya tulis ulang disini agar dapat dibaca oleh siapapun dengan tujuan bahwa siapapun yang hijrah jangan sampai salah hijrah. Berikut kisahnya:


Kisah Hijrahku menemukan Syahamah Palu

Kala itu aku masih duduk di bangku SMA, Bapak melihat perubahan penampilan ku yakni jilbabku semakin panjang. Dipanggilnya diriku, kemudian disuruhnya aku duduk di hadapannya dan diberinya nasehat padaku. Dan ini benar-benar nasehat yang menyelamatkan dan membuatku terharu jika mengulang memori tentang apa yang bapak ucapkan padaku.

Kata bapak:

"Nakk.. apapun yang terjadi di dunia, mau jungkir balik bagaimanapun dunia ini, sebanyak apapun aliran baru bermunculan dipermukaan, kita tetap disini ahlussunah waljama'ah (Al-khairat). Aliran sesat juga mengaku-ngaku ahlussunah nak, tapi al-khairat itu nak sudah jelas bukan mengaku-ngaku. Merekalah ahlussunah yang sebenarnya".

Tambah bapak lagi dengan suara yang semakin tegas.

"Nak, pegang ucapan bapak hari ini untuk keselamatanmu. Nak kita bukan orang alim, kita hanya orang awam nak jangan sampai kita dibodohi dengan aliran sesat, kita ikuti apa yang dibawa habib Idrus. Kalau kamu nanti kuliah, saksikanlah nak banyak aliran yang kamu temukan, HATI-hati jangan kau berpaling dari al-khairat, bapak tidak akan anggap kau anak jika berpaling dari ahlussunah waljama'ah. Jangan sembarang ikut pengajian yang tidak jelas nak, bapak tegur kamu karena bapak melihat ghirah (semangat belajar) dalam dirimu, bapak hanya takut ghirah itu dibawa ketempat yang salah". 

" nakk, kalau mau belajar, belajarlah di alkhairat disana banyak ilmu, sana nak pergi sama ustad idris di tada belajar sama beliau" tambah bapak lagi.

kemudian karena saran dari bapak saya pergi belajar sama ustad idris tapi...

Belum lama belajar saya sudah harus kuliah, tentulah harus tinggalkan kajian sama ustad idris, kemudian dengan nada mengeluh saya bilang sama beliau "ustad, saya sudah tidak bisa datang lagi, karena sudah kuliah"

Ustad Idris menjawab:

"ohh, hati-hati kalau di Palu e banyak kajian-kajian sesat disana, oh bgini saja, nanti kalau kamu ke Palu disana kamu bisa belajar di maqam nya guru tua itu setiap malam selasa, kamis dan ahad, disana kau akan ketemu dengan ustad fikri badjuber, belajarlah padanya dia orang alim" 

Terus akhirnya pas di Palu saya lupa pesannya ustad idris disuruh cari ustad fikri. terus pas sebelum gempa itu teman saya Ismayanti (yang hilang jejak ketika gempa sampai sekarang) kasi tau saya kalau di maqam guru tua itu ada kajian terus dia perlihatkan kitab mukhtasar, dia bilang ini bukunya yang ajar ustad fikri, kapan-kapan kita kesana e" 

Saya jawab dengan santai "oo ok", karena waktu itu saya lupa sekali pesannya ustad idris.

Bisa dibilang ini juga pesan terakhirnya Isma Jibran sama saya.

Setelah gempa Palu awal masuk kuliah lagi, tiba-tiba di suatu malam kayak kepengen saja mau ziarah ke maqam guru tua sekalian mau doakan isma juga kayaknya (udah lupa sedikit, kejadian ini sudah lama).

Terus saya sudah lengkap bawa aqua besar malah, yah niat kan mau tabarruk di makam beliau.

Terus sampai di sana. Saya liat motor banyak sekali, batin saya "haii, kenapa banyak orang?!, Pas masuk, lantaran malu saya cuman duduk disampingnya sekelompok orang itu. Niat mau ziarah tadi jadi saya urungkan dulu.

Terus saya tanya mbak-mbak disebelah saya, "ini ada apa yah kok rame?" 

Dibalas mba' nya "kajian dek, majlis syahamah".

Terpaksa karena malu saya ikut kajian itu sampai habis, terus saya ingat "ahh, bukan ini yg di pesan ustad idris sama isma dengan saya?!!"

Saya kaget, haru, tidak tau menjelaskan perasaan saya kala itu.. sejak saat itu saya niat kuat buat Istiqomah belajar di syahamah palu.

Amanat

1. Orangtua sangat berperan penting untuk mendidik anaknya, mengajarkan aqidah yang benar, kalau orangtua tidak bisa maka arahkan dengan tegas anak agar belajar ditempat yang benar.

2. Segala sesuatu terjadi dengan takdir Allaah meski kondisimu tidak begitu kuat mengusahakan-nya

3. Teman adalah pengaruh yang luar biasa, bertemanlah dengan orang baik yang mengajakmu kajian bukan hanya liburan. 

Terakhir bagi yang baru hijrah, jangan merasa di intimidasi dengan orang tua, misal lantaran pakai jilbab panjang orangtua sudah mengomel huu kajian dimana lagi serupa-rupa dibikin, atau ortu larang pergi kajian ditempat yang tidak jelas sanadnya. Pesan saya bagi yang baru hijrah lagi panas-panasnya mencari ilmu agama, carilah ilmu agama di tempat yang jelas sanadnya, dengan guru yang tsiqoh bukan dengan baca-baca saja atau nonton-nonton sendri di medsos.

Tetaplah selektif memilih tempat belajar dan hati-hati dengan kelompok yang suka mengkafirkan orang yang merayakan maulid, tahlil, bahkan kelompok yang sesat yang meyakini Mereka katakan Allah itu diatas langit. Naudzubillah.

Maka Ketahuilah bahwa Allah Ada Tanpa Tempat.

PEGANG LAH AQIDAH INI KUAT-KUAT AGAR SELAMAT KEISLAMANMU!!

Kadang bukan orang tua tidak suka kita baik cumann.. mereka takut kita jadi salah, mereka khawatir kalau kita belajar ditempat tidak jelas dan jadi aliran sesat. Makanya mereka nyinyir sama kita.

Makasih bapak, makasih guru-guru ku. Aqidah ummat Islam. Allaah ada tanpa tempat dan tanpa arah

Posting Komentar untuk "Kisah Hijrah Perempuan Tangguh Menemukan Syahamah Palu"