Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum tentang Gambar dan Patung dalam Fiqih

Akhir akhir ini, banyak diantara kota-kota yang berkembang, membangun sebuah monumen sebagai simbol dan ciri khas kota tersebut. Namun yang dibangun adalah patung. Lalu bagaimana hukumnya? Maka berikut adalah hukum fiqih tentang gambar dan patung.


HUKUM FIQIH TENTANG GAMBAR DAN PATUNG

ada pendapat yang lebih kuat, namun kebanyakan masyarakat Indonesia, lembih mengenal Sayyid Alwi Al Maliki maka berikut kami tampilkan pendapat Sayyid Alwi al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya tentang gambar-gambar yang diperbolehkan dan yang diharamkan. Silahkan Anda bisa menilai sendiri dan mengambil kesimpulan sendiri terkait "Avatar" dan sejenisnya. Perlu diingat bahwa foto hasil "Digital" ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan hadist-hadist tersebut. Karena itu hanya hasil dari sebuah tangkapan layar bukan hasil tangan. Seperti lukisan atau patung.

مجموع فتاوى ورسائل للسيد علوي الملكي الحسني ٢٢٣-٢١٤

فعلم أن المجمع على تحريمه من تصوير الأكوان ما اجتمع فيه خمسة قيود عند أولي العرفان أولها ؛ كون الصورة للإنسان أو للحيوان ثانيها ؛ كونها كاملة لم يعمل فيها ما يمنع الحياة من النقصان كقطع رأس أو نصف أو بطن أو صدر أو خرق بطن أو تفريق أجزاء لجسمان ثالثها ؛ كونها في محل يعظم لا في محل يسام بالوطء والامتهان رابعها ؛ وجود ظل لها في العيان خامسها ؛ أن لا تكون لصغار البنان من النسوان

Ulama' sepakat bahwa gambar atau lukisan yang diharamkan jika memenuhi lima syarat:

1. Berbentuk manusia atau hewan (bentuk yang bernyawa). 

2. Berbentuk sempurna, tidak dibikin pengurangan anggota tubuh dengan bentuk yang menghalangi untuk hidup. Seperti terpotong kepalanya, terpotong sebagian kepalanya, perutnya, dadanya, dilubangi perutnya, memisah anggota-anggota tubuh menjadi dua bagian.

3. Gambar terletak pada tempat yang diagungkan, bukan pada tempat yang direndahkan dengan terinjak atau terhinakan.

4. Adanya bayangan bagi gambar atau patung tersebut yang terlihat secara jelas.

5. Bukan diperuntukkan mainan bagi anak perempuan.

Dari kelima syarat tersebut maka perlu diperhatikan saat membentuk atau membuat baik itu melukis atau menggambar atau mengukir sebuah patung.

وحاصل ما أجاب به هو أن تصوير الصورة إن كانت حيوانية كاملة لها ظل لغير لعب البنات الصغار محرم بإجماع الأئمة الكبار ولا يؤخذ لها ثمن ولا أجرة كما صرح به أهل الاعتبار ولا تدخل ملائكة الرحمة في محلها ، وفاعلها مستحق العذاب في جهنم مكلف بنفخ الروح فيها وليس بنافخ عافانا الله من ذلك

1. Membentuk atau membuat patung atau boneka jika berupa hewan yang sempurna, yang mempunyai bayang-bayang, untuk selain mainannya anak-anak perempuan yang kecil itu diharamkan dengan kesepakatan para ulama' yang agung, dan tidak dipungut harga atau ongkos dari patung tersebut sebagaimana penjelasan pakar i'tibar dan malaikat rahmat tidak masuk ke tempat tersebut, pembuatnya dilaknat dan mendapat siksa di neraka jahannam, dibebani meniupkan roh pada patung yang dibuatnya dan dia bukanlah orang yang bisa meniupkan roh, semoga Allah menyelamatkan kita dari hal demikian.

وإن كانت الصورة حيونية لها ظل لكنها ناقصة نقصا يمنع الحياة بقطع الرأس أو النصف أو الصدر أو خرق البطن أو أي عضو لا حياة بعده أو تغيب ذلك بصبغ مغير أو تفريق الأجزاء كانت مباحة في المذاهب الأربعة

2. Jika gambar berupa hewan yang mempunyai bayangan, akan tetapi gambar tersebut terdapat kekurangan yang mencegah untuk hidup, seperti dengan terpotongnya kepala atau separuh kepala atau dada atau perutnya berlubang atau terpotongnya anggota yang mana saja yang tidak bisa hidup setelahnya. Atau tidak adanya anggota-anggota tersebut dengan bentuk yang dirubah atau memisahkan bagian-bagian anggota, maka hal tersebut diperbolehkan menurut madzhab empat.

وإن كانت الصورة حيوانية كاملة لكن لا ظل فها هنا تفصيل وهو أنها إن كانت في محل ممتهن كبساط وحصير ووسادة وفراش ونحوها كانت مباحة أيضا في المذاهب الأربعة إلا أن المالكية قالوا فعل هذا خلاف الأولى وليس مكروها

3. Dan jika berbentuk hewan yang sempurna, akan tetapi tidak mempunyai bayangan, maka diperinci, jika berada pada tempat yang terhina atau remeh seperti permadani, tikar, bantal, dan kasur atau semacamnya, maka hal ini juga diperbolehkan menurut madzhab empat. Hanya saja malikiyah berpendapat perbuatan tersebut khilaful aula (menyelisihi pada yang lebih utama) dan tidak makruh.

وإن كانت هذه الصورة الحيوانية الكاملة التي لا ظل لها في محل غير ممتهن كحائط وقبة ومنارة وستر معلق وورق وسقف منعت عند الحنفية والشافعية والحنابلة ، وكرهت بلا تحريم عند المالكية ، وأبيحت عند بعض السلف والقاسم بن محمد أحد فقهاء المدينة وعمران بن حصين الصحابي ، وأجاز القاسم بن محمد المذكور وابن القاسم وأصبغ من المالكية والليث تصويرها في الثياب ، والجمهور فلم يقولوا بجواز الصورة الحيوانية الكاملة التي لا ظل لها إن كانت في محل غير ممتهن ، ومنعها الزهري مطلقا وإن كانت في ممتهن

4. Dan jika patung atau gambar hewan yang sempurna yang tidak mempunyai bayangan itu berada di tempat yang tidak hina atau rendah, seperti tembok, kubah, menara, tutup atau satir yang digantungkan, kertas, dan atap, maka menurut hanafiyah, syafiiyah dan hanbaliyah dilarang. Menurut madzhab malikiyah hukumnya makruh.

Posting Komentar untuk "Hukum tentang Gambar dan Patung dalam Fiqih"