Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana tata cara pelaksanaan Shalât ghaib

 Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 65


*65. Soal:*

Apa itu Shalât ghaib ?

*Jawab:*

Shalât ghaib adalah Shalât atas mayit muslim yang tidak dihadirkan di tempat Shalât, atau mayitnya di tempat lainnya.

Yakni, shalat ghaib adalah shalat jenazah. Maka Tatacara sama dengan shalat jenazah, hanya saja niatnya dirubah yang akan kita bahas di soal selanjutnya.

Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 66

*66. Soal:*

Apa hukumnya Shalât Ghaib tersebut ?

*Jawab:*

Hukumnya tidak wâjib, akan tetapi sunnah menurut al-Imâm asy-Syâfi’i dan sebagian ulamâ’ mujtahid lainnya, berdasarkan hadîts tentang wafâtnya an-Najâsyi, kemudian Rasûlullâh menunaikan Shalât jenâzah atasnya, dalam keadaan berjauhan jarak antara mereka, karena an-Najâsyi wafât di Habasyah.

*Faidah:*

Shalat ghaib hukum asalnya boleh dan tingkat hukumnya tidak sampai wajib. Menurut Al Imam Asy Syaifi'ie hukumnya sunnah dan juga menurut sebagian ulama mujtahid lainnya. Dan ada sebagian ulama mujtahid lainnya tidak mensunnahkan akan tetapi tidak mengharamkannya. Namun, Jika dilakukan Shalat ghaib dengan niat yang benar maka ia berpahala.

Kisah Masuk islamnya Raja An-najasyi ini ketika Rosulullah mengutus beberapa sahabatnya untuk hijrah ke habasyah pertama kalinya (sebelum perintah hijrah ke Madinah).

Negeri Habasyah (Ethiopia, sekarang Afrika) adalah dulunya menjadi destinasi Hijrah kaum muslimin pertama kali. Mengingat rajanya yang baik dan adil bernama 'Ashhamah (أصحمة) dan bergelar Najasyi (Negus). 

Saat itu, Meski beragama Nashrani, Najasyi memberikan suaka untuk umat Islam yang Hijrah dari Mekkah. Ia mempersilakan mereka tinggal sementara di negerinya dan menyambutnya dengan baik.

Kemudian, Raja mengundang para shabat nabi yang hijrah di negerinya untuk dijamu (ramah tamah) dan saat itulah diperdengarkan ayat suci al-Qur'an kepadanya dan akhirnya Raja Najasyi masuk Islam. Tidak hanya sekedar pindah agama, Najasyi juga menjalankan ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya hingga 7 tahun sampai wafat. Sang Raja menjadi seorang muslim yang taat dan menunaikan apa yang diperintahkan agama dan menjauhi apa yang dilarang oleh agama. Ia berusaha menjadi muslim yang sempurna.

Pada saat wafatnya, malaikat Jibril ^alayhisslaam mendatangi Rosulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan memberi kabar kewafatannya. Raja Najasyi meninggal saat Rasulullah masih hidup dan Rasul menshalati nya dengan sholat jenazah ghoib. 

Atas berita yang dibawa Jibril ^alayhisslaam beliau mengabarkan,

مات اليومَ أخوكم أصحمة وهو عبد صالح فصلوا عليه

"Hari ini, saudara kalian Ash-hamah meninggal. Dia adalah hamba yang shaleh. Maka sholat lah kalian untuk nya." 

Maka Rosulullah pun melakukan shalat jenazah untuknya.

[Diriwayatkan oleh Ruzain Al ^Abdari dari As Sayyidah ^Aisyah bahwa beberapa malam nampak sinar terang di atas kubur nya.

Itu sebagian bukti bahwa Ashhamah An Najaasyi adalah seorang muslim yang sempurna (muslim Kamil). Beliau adalah waliyulloh. ]

Kemudian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata kepada para Shahabatnya:

"Hari ini telah meninggal salah satu saudara kalian, seorang yang shaleh."

"Siapakah dia wahai Rasulullah?" Tanya para Shahabat penasaran.

"Dia Ashhamah An-Najasyi. Seorang yang dulu menerima kalian saat kalian masih keadaan lemah dan ditindas."

"Bagaimana engkau bisa mengetahui wahai Rasulullah?" Para Shahabat heran, mengingat Habasyah berlokasi sangat jauh dari Mekkah.

"Jibril telah memberitahu diriku."

Hal ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Yakni mengetahui kejadian perkara ditempat yang berbeda. Lalu Rasulullah mengajak para Shahabat menunaikan shalat ghaib bagi Ashhamah An-Najasyi. 

Selama beberapa hari kemudian, diatas kubur Najasyi muncul cahaya. Kejadian aneh tersebut tidak lain adalah bukti kalau Najasyi seroang muslim yang shaleh. Termasuk wali diantara para wali Allah yang diberikan karomah.

Ashhamah ini, hidup di jaman nabi, akan tetapi islamnya melalui shahabat nabi dan tidak sempat berjumpa kepada nabi. (Oleh karena nya beliau disebut at tabi'in, shahabatnya shahabat nabi). 

Ashhamah setelah masuk islam, beliau dengan segenap kemampuannya dan menggunakan kekuasaannya sebagai raja untuk mempertahankan islam di negeri habasyah maka islam berkembang pesat di negerinya. Atas jasanya Ashhamah, di negeri habasyah ini terlahir para ulama besar islam dan bahkan ada yang sampai derajat mujtahid mutlak dan ada yang sampai mujtahid bil madzhab.

Orang masuk islam di habasyah tidak ada yang berani mengganggunya karena jasa raja An-Najasyi ini. 

Di negeri Najasyi inilah, *Syaikh Abdullah Al-Harari* (gurunya para guru kami) sudah menghafal Al-Qur'an dengan lancar dan tartil sebelum umur sembilan tahun.

Semenjak kecil, ia belajar kepada para Ulama' di daerahnya, diantaranya kepada ayahnya sendiri. Tak puas dengan ilmu yang diperoleh, Abdullah remaja mengembara ke berbagai daerah di Habasyah bahkan hingga keluar negeri. Negeri-negeri yang beliau jelajahi untuk belajar dan mengajar adalah Somalia, Mekkah, Madinah dan Syam.

Saat Syaikh Abdullah Al-Harari masuk ke Beirut Lebanon, beliau disambut oleh Ulama' Negeri Auza'i tersebut. Mereka mengetahui akan keluasan dan kedalaman ilmu yang beliau miliki. Syaikh Mukhtar Al-Alayili (Mantan Mufti Lebanon) dulu pernah memberikan rekomendasi kepada Syaikh Abdullah Al-Harari untuk memberikan pengajaran agama di berbagai masjid. Dan pada tahun 1970, Mudir Al-Azhar Lebanon meminta beliau untuk mengajar pelajar Al-Azhar tentang materi akidah.

Syaikh Abdullah Al-Harari wafat pada tahun 2008. Setelah selama beberapa bulan sakit keras dan harus berbaring di ranjang. Jasad beliau dimakamkan di Beirut Lebanon. Beliau terkenal sebagai Muhadditsus-Syam (Ahli Hadits dari Daratan Syam).

Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 67

*67. Soal:*

Kapan Shalât ghaib dilaksanakan ?

*Jawab:*

Shalât ghaib bisa dan sah dilakukan setelah mayit yang dimaksud selesai dîmândikan, maka tidak sah melakukan Shalât ghaib atas mayit yang belum dîmândikan, sebagaimana Shalât jenâzah yang hadir.

Yakni, harus dipastikan terlebih dahulu jenazah yang dimaksud sudah dimandikan. Apabila dilakukan shalat ghaib maka harus mengetahui terlebih dahulu apakah sudah dimandikan sebagaimana shalat jenazah yang hadir agar sah shalatnya. Jadi hanya sah setelah jenazah sudah dimandikan, dan apabila dalam kondisi tertentu yang tidak bisa dimandikan maka harus sudah ditayamumkan. 

Ngaji Soal Jawab Bab Jenazah 68

*68. Soal:*

Bagaimana tata cara pelaksanaan Shalât ghaib ?

*Jawab:*

Tata cara pelaksanaan Shalât ghaib sama dengan pelaksanaan Shalât jenâzah, dari segi syarat sah dan rukunnya, hanya saja niatnya semisal berikut:

“aku niat Shalât ghaib atas jenâzah fulan/jenâzah fulanah lillâhi ta’âlâ”

Atau semisal 

“أُصَلِّي عَلَى جِنَازَةِ فُلَان الْغَائِبِ للهِ تَعَالَى”

kalau mayitnya laki-laki, dan kalau mayitnya perempuan maka dibaca: 

“عَلَى جِنَازَةِ فُلَانة الْغَائِبَةِ”

Dan tinggal disesuaikan antara apakah dia Shalât sendiri atau menjadi Imâm atau menjadi makmûm.

Intaha

Bersambung

Allah Ada Tanpa Tempat

Posting Komentar untuk "Bagaimana tata cara pelaksanaan Shalât ghaib"