Makna Bait Ke 16 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Idris
Ngaji Kitab Aqidatul Awam 16-2
قال المؤلف رحمه الله تعالى:
هم آدم إدريس نوح هود مع # صالح وإبراهيم كل متبع
"Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, seluruh mereka diikuti"
Penjelasan
As Syaikh Ahmad al Marzuki menyebutkan nama-nama para Nabi yang wajib bagi setiap mukallaf untuk mengetahuinya. Karena nama-nama mereka telah disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits.
Nama-nama Nabi yang wajib diketahui adalah:
2. Nabi Idris Alaihissalaam
Nabi Adam Alaihissalaam hidup di Bumi selama delapan ratus tujuh puluh (870) tahun, sehingga lengkap berusia seribu (1000) tahun (bila kita menambahkannya 130 tahun saat Beliau tinggal di Surga).
Nabi Adam telah melihat empat puluh ribu (40.000) dari keturunannya sebelum wafat.
Dan diriwayatkan bahwa Hawwa, istri Nabi Adam hidup satu tahun setelah wafatnya Nabi Adam. Kemudian Hawwa dimakamkan di samping makam Nabi Adam.
Kenabian yang kedua adalah Nabi Syit (Shith atau seth) ^Alayhi Salaam setelah diberi wasiat pada saat Nabi Adam sakit sebelas hari menjelang wafat. Nabi Seth putra dari Nabi Adam dan Hawwa, setelah Qabil membunuh Habil.
Allâh memberikan Wahyu kepada Nabi Seth setelah wafatnya Nabi Adam.
Dan menurunkan 50 Kitab kecil (Shuhuf) kepadanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Hibban, bahwa Abu Dharr al-Ghifariyy mendengar ini dari Nabi Muhammad sallallâhu ^alayhi wa Sallam.
Nabi Seth menyampaikan tentang Islam dengan keyakinan yang benar kepada umatnya yaitu Allah Ada Tanpa Tempat. Dan juga mengajarkan cara melakukan ibadah yang benar. Walaupun kaumnya muslim semua.
Nabi Seth juga menetapkan Hukum/Aturan baru dari Allâh yang berbeda dari zaman Nabi Adam. Hukum baru itu adalah bahwa dilarang bagi saudara laki-laki untuk menikahi saudara perempuannya, apakah dia saudara kembarnya, atau saudara perempuannya yang bukan saudara kembarnya.
Nabi Seth wafat di Makkah dan menyerahkan surat wasiat itu (dari Nabi Adam) kepada anaknya yang bernama Anush. Dan Anush menyerahkan surat wasiat itu kepada putranya yang bernama Qaynan. Kemudian Qaynan menyerahkannya kepada putranya yang bernama Mahlayil. Kemudian Mahlayil meneruskan/menyerahkan ke putranya yang bernama Yard. Dan Yard kemudian menyerahkannya kepada putranya yang bernama Akhanukh, yang juga dikenal sebagai IDRIS, yaitu Nabi Idris 'Alaihis Salaam.
Nabi Adam, nabi Syits dan nabi Idris Alaihimas salaam, diutus pada kaum yang muslim. Mereka mengajak kaumnya untuk mengamalkan syariah Islam. Pada zaman itu tidak ada kekufuran.
Firman Allah Ta'ala:
كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةࣰ وَ ٰحِدَةࣰ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِیِّـۧنَ مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَ
[Surat Al-Baqarah 213]
"Dahulu (sebelum wafatnya nabi Idris) manusia adalah umat yang satu (semua beragama Islam, dan setelah terjadi kesyirikan) kemudian Allah mengutus para Nabi untuk tabsyir dan indzar".
Allah ta'ala berfirman:
وَٱذۡكُرۡ فِی ٱلۡكِتَـٰبِ إِدۡرِیسَۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّیقࣰا نَّبِیࣰّا
[Surat Maryam 56 - 57]
"Dan sebutlah kisah nabi Idris dalam al Qur'an, sesungguhnya dia adalah as Shiddiq (orang senantiasa membenarkan) dan seorang nabi".
Nasab nabi Idris adalah Idris bin Yard bin Mahlayiil bin Qoinaan bin Anuusy bin Syits bin Adam 'alayhimussalam.
Ada perbedaan pendapat tentang nasab Nabi Idris, tetapi yang terkuat adalah yang disebutkan di atas. Beliau diberi nama "Idris" dengan asal mula kata "Idris" berasal dari bahasa Arab "Dirasah" yang berarti "belajar lama."
Beliau disebut Idris karena Beliau mempelajari banyak hal yang diturunkan kepada Nabi Adam dan Nabi Seth.
Nabi Idris adalah orang yang pertama memperkenalkan tulis menulis (setelah nabi Adam), memotong pakaian dan menjahitnya. Beliau juga orang yang pertama kali mengajarkan ilmu falak, ilmu perbintangan, ilmu hitung (matematika), ilmu kedokteran dan memperkenalkan tentang tata kota.
Beliau adalah nabi sekaligus Rasul, Diturunkan kepadanya 30 shuhuf.
Sebagaimana nabi Adam dan nabi Syits (putra nabi Adam), nabi Idris juga di utus pada umat yang muslim.
Beliau diutus untuk mengajarkan syariat Islam dan mengajak umatnya untuk mengamalkannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan Aqidah Islam.
Nabi Idris di angkat ke Langit
Ketika di bumi umatnya banyak yang memusuhinya dan tidak patuh terhadap perintah Allah, nabi Idris di angkat ke langit. Sebagian berpendapat, beliau diangkat ke langit keenam dan sebagian berpendapat, beliau diangkat ke langit keempat. Pendapat lain di angkat ke surga.
Allah ta'ala berfirman:
وَرَفَعۡنَـٰهُ مَكَانًا عَلِیًّا
"Dan Kami naikkan Idris ke tempat yang tinggi".
Menurut pendapat yang lebih kuat, beliau wafat di bumi, setelah Allah menurunkannya dari Langit. Ini berdasarkan ayat:
مِنۡهَا خَلَقۡنَـٰكُمۡ وَفِیهَا نُعِیدُكُمۡ وَمِنۡهَا نُخۡرِجُكُمۡ تَارَةً أُخۡرَىٰ
[Surat Tha-Ha 55]
"Dari bumi Kami menciptakan kalian, dan di bumi kami kembalikan kalian dan dari bumi Kami keluarkan kalian sekali lagi".
Dikatakan bahwa Nabi Idris hidup 82 tahun di Bumi. Kemudian Allâh mengangkatnya ke Surga. Kemudian Beliau turun kembali dan meninggal di Bumi.
Kesyirikan dan kekufuran terjadi setelah wafatnya Nabi Idris 'alayhissalam
Dikisahkan bahwa ketika itu ada lima orang sholih, yaitu Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasro. Nama-nama mereka disebutkan dalam Al Qur'an:
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدࣰّا وَلَا سُوَاعࣰا وَلَا یَغُوثَ وَیَعُوقَ وَنَسۡرࣰا
[Surat Nuh 23]
Setelah 5 orang wali tersebut wafat, Iblis datang pada para pengikut mereka dan menyarankan agar dibuat patung dari lima orang sholih tersebut, untuk mengenang lima orang shalih tersebut. Saran Iblis diikuti dan dibuatlah patung dari 5 orang sholih tersebut.
Setelah berganti generasi, Iblis kembali datang dan menghasut manusia, bahwa nenek moyang mereka telah membuat 5 patung tersebut untuk disembah. Sejak saat itulah mulai terjadi penyembahan terhadap selain Allah (syirik).
Mulai saat itu sampai diutusnya nabi Nuh 'alayhissalam, bumi penuh dengan kekufuran. Masa ini berlangsung selama seribu tahun dan disebut dengan Jahiliyah uula (jahiliyah pertama).
Allah ta'ala berfirman:
وَقَرۡنَ فِی بُیُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَـٰهِلِیَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
[Surat Al-Ahzab 33]
Kisah NABI IDRIS dan IBLIS
Abu Ishaq al-Isfarayiniyy, dalam bukunya At-Tartib fi ^Usulil-Fiqh, mengatakan bahwa; yang pertama kali yang menyajikan konsep "kemustahilan intelektual" atau hukum aqal (wajib, mustahil, jaiz) adalah Nabi Idris. Diriwayatkan kejadian berikut:
Diceritakan:
Iblis datang kepada Nabi Idris yang sedang menjahit. Nabi Idris setiap kali memasukkan jarum Beliau mengucap “SubHânal-Lâh” (Allâh Maha Suci dari ketidak-sempurnaan / kekurangan). Setiap kali Beliau mengeluarkannya, Beliau akan mengucap "Al-Hamdulil-Lâh" (puji dan syukur kepada Allâh).
Suatu saat Iblis datang kepadanya dengan membawa kulit. Iblis berkata kepada Nabi Idris;
"Apakah Tuhan memiliki kekuatan untuk menempatkan seluruh alam semesta dalam kulit kecil ini?"
Nabi Idris berkata, (menjawab):
"Jika Allah menghendaki, Allah memiliki kekuatan untuk membuat seluruh alam semesta ini berada di dalam lubang jarum yang aku gunakan untuk menjahit."
Kemudian Nabi Idris menusuk mata Iblis dengan jarumnya.
Abu Ishaq menjelaskan arti perkataan Nabi Idris kepada Iblis ini, yaitu:
Jika Allâh berkehendak untuk membuat seluruh alam semesta dengan mengecilkannya agar bisa masuk ke dalam lubang jarum, maka Allâh memiliki kekuatan untuk melakukannya. Namun, jika seseorang berbicara tentang mengambil seluruh alam semesta dengan ukuran yang dimilikinya, dan memasukkannya melalui lubang jarum dengan ukuran yang dimilikinya, maka secara intelektual ini tidak memungkinkan.
Abu Ishaq mengatakan bahwa Nabi Idris tidak memberikan penjelasan itu kepada Iblis, karena Nabi Idris tahu bahwa Iblis adalah makhluk yang keras kepala dan tak mungkin percaya dan Tidak akan memeluk Islam. Iblis hanya mengajukan pertanyaan untuk membingungkan Nabi Idris saja. Iblis tidak menginginkan jawaban yang sesungguhnya. Iblis hanya mengajukan pertanyaan untuk berniat jahat dan dalam usaha yang sia-sia untuk membawa Nabi Idris keluar dari Islam.
Bersambung ...
Allah Ada Tanpa Tempat
Posting Komentar untuk "Makna Bait Ke 16 Nadhom Aqidatul Awamm Kisah Nabi Idris"