Saatnya Mengkampanyekan Madrasah Bahagia
Brebes - Di mulai dari seorang dari ketua FKDT Brebes, bernama Ustadz Akhmad Sururi, beliau mengatakan bahwa setiap Madrasah haruslah dapat mewujudkan lingkungan madrasah dengan penuh kebahagiaan. Oleh karena itu, dimulai dari setiap guru yang harus bahagia dalam bertugas. Hal itu diawali dari rumah kita masing-masing dengan berupaya mencipatakan kebahagiaan bersama keluarga. Karena Bahagia adalah indentik dengan surga, sehingga mewujudkan madrasati jannati (madrasahku surgaku) itu berangkat dari baiti jannati (rumahku adalah surgaku).
Oleh karena berawal dari rumah, maka disini peran orang tua yang paling penting. Yaitu harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap keluarganya. Tidak boleh sering marah atau bertindak keras kepada anak-anaknya atau kepada istrinya. Guru di madrasah juga tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap peserta didiknya.
Suasana madrasah harus tercipta sebagai madrasah yang ramah, tanpa bully atau perundungan di lingkungan Madrasah. Untuk mewujudkan itu, semua stakeholder harus belajar ilmu agama yang dloruri. Ilmu agama yang wajib dipelajari, termasuk ilmu tentang bab maksiat anggota badan. Sehingga jika tidak mempelajari ilmu agama yang dloruri, maka akan semu dan tidak bisa terwujud sebagai madrasah yang bahagia.
Ilmu yang dloruri adalah dimulai dari mempelajari ilmu keimanan kepada Allah dan RosulNya. Kemudian bab hal-hal yang wajib dalam ibadah, sampai kepada bab maksiat dan bab taubat. Semua itu dapat dipelajari dalam kitab Sullamut Taufiq.
Dihadapan para wali peserta didik MI dan warga Desa masyarakat Jagalempeni Selatan Kabupaten Brebes, Akhmad Sururi menegaskan bahwa sesuai dengan amanat Undang-undang tentang Perlindungan Anak, setiap anak wajib melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya. Maka di MI mengajarkan ilmu agama dan juga akhlakul karimah. Oleh karena itu, setiap santri yang sudah lulus harus dilanjutkan ke Madrasah lanjutan yaitu di MTs atau Pondok Pesantren.
Ketua FKDT Brebes juga memberikan informasi bahwa sekarang ini ijazah dari Madin (Madrasah Diniyah atau Sekolah sore) bisa menjadi lampiran yang memiliki nilai point dalam PPDB untuk memasuki di Sekolah Negeri (Baik MTsN atau SMPN). Jadi, semua peserta didik MI haruslah mengikuti Madrasah Diniyah di sorenya sebagai pembelajaran agama.
Sementara itu, KH Arif Rahman Hakim menambahkan bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat haruslah dengan ilmu. Oleh karena itu, anak-anak yang mencari ilmu di madrasah mulai MI, MTs, MA sampai dengan perguruan tinggi haruslah dengan tekun dan rajin serta sungguh-sungguh dalam rangka mencapai kebahagiaan. Dengan berilmu kesuksesan atau bahagia dunia akhirat akan di dapat. Dalam mencari ilmu dibutuhkan bekal yang cukup, kecerdasan, waktu yang cukup, dan petunjuk guru.
Lebih lanjut Kyai Arif mengajak seluruh wali peserta didik MI Hidayatul Mubtadiin untuk bersikap dermawan. Untuk kepentingan pendidikan mari kita wujudkan sikap dermawan untuk menginfakkan harta yang kita miliki, pungkas Mubaligh yang sehari-harinya menjadi Pegawai Kemenag Kab Brebes.
Sebelumnya Abdul Basir, S.Ag selaku Kepala MI Hidayatul Mubtadin menyampaikan terima kasih kepada seluruh wali murid. Setelah kurang lebih tiga tahun tidak menyelenggarakan Pengajian Umum karena covid, Al hamdulilah malam ini sudah bisa mulai kembali menggelar pengajian umum dalam rangka pelepasan kelas 6 MI Hidayatul Mubtadiin.
Posting Komentar untuk "Saatnya Mengkampanyekan Madrasah Bahagia"