Meraih Kebahagiaan Suami Istri Dunia Akhirat
Wahai para suami, nafkahilah istri dan anak-anakmu dengan lillaahita'aalaa, mengharap ridlo Allah semata. Karena apabila tidak, sebanyak apapun kau memberi tidak akan berarti apa-apa, tidak bernilai pahala.
Wahai para istri, taatilah suamimu dengan lillaahita'aalaa, mengharap ridho Allah semata. Karena apabila tidak, selelah apapun kau mengabdi tidak akan berarti apa-apa, tidak bernilai pahala.
Wahai para orang tua, didiklah anak-anakmu dengan lillaahita'aalaa, mengharap ridlo Allah semata. Karena apabila tidak, secapek apapun kau merawatnya tidak akan berarti apa-apa, tidak bernilai pahala.
Wahai para anak, berbaktilah pada orang tuamu dengan lillaahita'aalaa, mengharap ridlo Allah semata. Karena apabila tidak, sekuat apapun kau berbuat baik kepadanya tidak akan berarti apa-apa, tidak bernilai pahala.
Sungguh betapa banyak orang-orang melalaikan hal yang sangat penting ini, sehingga mereka melakukan kebaikan-kebaikan itu hanya berdasar mengikuti kebiasaan orang-orang pada umumnya. Mereka merawat keluarganya tanpa di dasari dengan niat menjalankan perintah Allah. Sungguhlah merugi orang-orang yang demikian. Oleh karena itu, Kita bermohon kepada Allah dari kerugian-kerugian semacam ini. Aamiin.
Suatu ketika Rasulullah ditanya tentang seseorang yang ikut berperang dijalan Allah dengan tujuan mencari pujian dari manusia, maka Rasul berkata:
لا شيء له
"Orang itu tidak mendapatkan apa-apa", padahal apabila disertai dengan niat yang lurus mengharap ridlo Allah, maka ia akan mendapat derajat yang agung menurut Allah.
Agaknya ada yang terlewat oleh sebagian para istri. Sebagian wanita beranggapan bahwa diantara kunci sukses memikat suami adalah pandai merawat diri dan jago masak. Masuk akal memang, karena jasmani yang terawat selain sehat juga menyejukkan mata ketika dipandang, bahkan ketika tak bersolek sekalipun. Juga hasil dapur yang lezat membuat para suami selalu rindu meja makan untuk makan bersama keluarga di rumah. Tapi jika kita amati lebih jeli ada lagi hal lain yang lebih inti dan mengunci kuat ikatan cinta para suami kepada istrinya, bukan hanya menyayangi tapi juga menghormati istri. Ialah ilmu dan amal.
Untuk bisa bersabar terhadap segala kekurangan suami, qanaah terhadap bagian rizqi, senantiasa bersyukur dan berterima-kasih atas pemberian suami, tidak zhalim kepada suami dan harta-hartanya, dan seterusnya dalam memenuhi hak-hak suami, yang dibutuhkan para istri adalah ilmu. Dan ilmu hanya dapat diperoleh dengan cara belajar.
Suatu ketika seorang istri berkisah,
"Alhamdulillah, sejak saya ikut ngaji (belajar ilmu agama bersanad kepada orang yang tsiqah dan beraqidah Ahlussunnah Waljama'ah) rumah tangga kami lebih tentram, kami tidak sering ribut. Dan kata suami sikap saya berubah, jadi lebih damai rasanya rumah tangga dibanding sebelum-sebelumnya". Dari ungkapan ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa apabila seseorang sudah rajin pergi ngaji tapi rumah tangganya masih amburadul, kemungkinan diantara keduanya atau salah satunya tidak mengamalkan ilmunya.
Nyatanya, para suami lebih senang istrinya memperbaiki diri, belajar ilmu agama dan mengamalkannya, ketimbang duduk-duduk tanpa guna. Para suami berbahagia melihat istrinya sibuk mengulang pelajarannya di rumah dari pada bersolek di depan cermin sekian waktu. Para suami tenang melepas izin untuk istrinya menuntut ilmu agama (terutama yang fardlu) daripada memberi izin untuk sekedar bertamasya bersama kawan lama.
Bahkan ada yang kelewat rajinnya, istri menjadi lebih 'alim/berilmu ketimbang suami, sehingga betambah rasa hormatnya kepada istri. Namun, istri yang berilmu tau bagaimana memuliakan suami, sehingga tidak mengabaikan kewajiban-kewajibannya. Tak jarang, karena merasa istri lebih berilmu justru menarik simpati suami untuk pergi belajar ilmu agama bersamanya, bayangkan betapa indahnya pergi belajar ilmu agama bersama orang tercinta.
Istri, bila dikaruniai dzurriyyah oleh Allah maka kelak ia akan menjadi murabbi pertama bagi putra-putrinya, inilah mengapa para suami butuh partner hidup yang berilmu, karena istrinya bisa menjalankan beban kewajiban wali terhadap anak-anaknya disaat ia berhalangan melaksanakannya.
Teringat kabar mengerikan yang dibawa Rasulullah tentang neraka yang dihuni oleh banyak wanita disebabkan karena mereka (para istri) mengingkari kebaikan suami.
Semoga Allah melindungi kita dari kebodohan ini. Jangan lupa untuk selalu minta ridlo suami, segera meminta maaf bila melukai hatinya, sungguh beruntung wanita yang meninggal dan suaminya meridlainya
Nasehat untuk Pasangan Suami Istri
Nasehat untuk Suami
Amalkanlah ayat dan hadits berikut:
وعاشروهن بالمعروف
"Dan pergaulilah istri-istri kalian dengan pergaulan yang baik"
حيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهله
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik pada istrinya dan aku adalah sebaik-baik kalian terhadap istrinya".
Nasehat untuk Istri
Amalkanlah dua hadits berikut:
ايما امرأة ماتت وزوجها راض عنها دخلت الجنة
"Perempuan mana saja yang mati dan suaminya ridlo terhadapnya maka dia akan masuk surga"
أعظمُ الناسِ حقَّا على المرأةِ زوجُها، وأعظمُ الناسِ حقًّا على الرجلِ أُمًُهُ
"Orang yang paling agung haknya pada seorang perempuan adalah suaminya dan orang yang paling agung haknya pada seorang laki-laki adalah ibunya"
Kiat Memperoleh ridlo suami
Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda :
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتْ الْجَنَّةَ (رواه ابن ماجه)
"Wanita mana saja yang meninggal sementara suaminya ridla kepadanya, maka ia akan masuk surga."
Untuk mendapatkan ridlo suami, seorang istri harus:
1. Hormat dan memulyakan suami serta tidak menghinanya. Nabi bersabda :
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا (رواه احمد)
"Sekiranya saya boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya saya akan memerintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya."
Karena sujud kepada manusia itu diharamkan maka istri tidak boleh sujud kepada suaminya, tetapi ia harus memuliakan.
2. Menyenangkan pandangan suami, taat pada suami, tidak melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh suami. Nabi bersabda ketika ditanya tentang perempuan terbaik:
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَلَا فِي مَالِهِ (رواه احمد)
"Wanita yang menyenangkan hati jika dilihat, taat jika diperintah, dan tidak menyelisihinya pada sesuatu yang ia benci terjadi pada dirinya (istri) dan hartanya (suami)."
3. Tidak cemburu buta terhadap suami, Nabi bersabda:
إياك والغيرة فإنها مفتاح الطلاق
Jauhilah cemburu buta karena ia adalah kunci perceraian.
4. Tidak melaknat dan mengingkari kebaikan suami. Nabi ketika ditanya ttg penyebab kaum perempuan menjadi mayoritas penduduk neraka bersabda:
تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ
Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami.
inilah nasehat nasehat yang perlu diperhatikan agar hidup bahagia dunia akhirat.
Nb: Yang belum ada suami, tak perlu membayangkan yang bukan-bukan. Cukup fokus membekali diri dengan ilmu, bekal menjadi istri shalihah, perhiasan dunia yang sedap dipandang mata nan menentramkan jiwa. Selamat menyongsong hari esok yang indah, In syaa-a Allaah.
Posting Komentar untuk "Meraih Kebahagiaan Suami Istri Dunia Akhirat"