Menutup Aib, Cerita Sahabat Lamaku
Ada kisah yang bisa dibuat pelajaran dan hikmah, berikut ceritanya:
Menutup Aib, Cerita Sahabat Lamaku
Saat itu, tiba-tiba teringat, kejadian dengan sahabat lama, yang sekarang sudah tak bersama lagi denganku dalam satu tempat belajar, entah kemana dia sekarang, tak pernah terdengar kabarnya di telingaku.
Suatu hari, dia menyembunyikan sesuatu dariku, entah bagaimana ceritanya aku bisa menyadari bahwa apa yang ia sembunyikan begitu dia rahasiakan. Namun berbagai cara ku coba untuk meyakinkannya, agar dia benar-benar memberitahukan apa yang sebenarnya ia rahasiakan.
Dia: "Jangan kang, saya malu kalau sampai kamu tahu.."
Saya: "Tenang saja, saya tidak akan pernah memberitahukannya kepada orang lain.."
Dia masih saja bersikeras untuk menyembunyikannya, entah apa yang membuatnya seperti itu, hingga suatu saat ia menyerah, dan memperlihatkan semuanya padaku.
Dia: "ini kang, lihatlah semuanya, sekarang sisa tugasmu, yaitu merahasiakan semua ini...
Saat melihatnya, saya begitu kaget, terpukul, dan menyesal, kenapa saya begitu keras kepala untuk mengetahui rahasianya, yang ternyata itu adalah aib besar bagi dia, sampai ku bertanya tanya, bagaimana seorang pelajar bisa melakukan hal sedemikian itu....
Hal ini membuat saya berfikir, bahwa seseorang yang terlihat baik, ternyata terkadang banyak sekali aib yang dimilikinya.
Hingga saya bercermin, saya berkata: "Sebenarnya, aku jauh lebih buruk darinya, keburukanku ternyata lebih banyak dari yang dia miliki, namun Allah menutupinya, seandainya ditampakkan oleh Allah, mungkin tak ada lagi yang mau bergaul denganku".
Sungguh, sering sekali aku merasa tidak baik, namun disangka baik oleh orang lain. Bukan karena persangkaannya benar, tapi karena dia yang terlalu baik dengan ke-husnuzon-annya.
Dari kawanku aku juga belajar tentang arti menjaga rahasia, aku selalu menutup mulut, menjaga jari-jariku, agar tidak sampai diketahui siapa dia, dari mana asalnya, dan aib apa yang sebenarnya dia miliki.
Sudahlah, kuceritakan secara samar hanya sebagai contoh, bahwa kejadian seperti ini mungkin pernah kalian alami, melihat aib orang lain, lalu kalian benar-benar menutupinya.
Aku teringat sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa barang siapa yang menutup aib orang lain di dunia, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Jika aib kita dibuka didunia, walaupun semua aib, mungkin penyesalan dan air mata masih berfungsi, asal ada taubat yang nasuha, namun, jika aib itu ditampakkan di akhirat nanti, tiada guna lagi penyesalan, yang ada hanyalah rasa malu dan menyesal dan menyesal.
_________________
Kisah diatas saya ceritakan secara samar hanya sebagai contoh, adapun siapa dia, insyaallah tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, saya dan dia.
Mengetahui aib orang lain semestinya membuat kita merenungkan diri, bahwa aib kita jauh lebih banyak, bukan justru menebarkannya. Bahkan, suatu perkara yang bukan aib, namun tidak perlu disebarkan, selayaknya juga dirahasiakan.
Ibarat kata "Hati seorang yang merdeka, adalah tempat menyimpan rahasia". Kita bukanlah budak yang dipaksa oleh tuannya untuk mengeluarkan setiap yang dirahasiakan, padahal hanya membawa keburukan.
Hal ini juga mengajarkan kita tentang arti menjaga aib sendiri, terkadang banyak orang bodoh bertebaran, mereka berkata: "saya mah gentle orangnya, kalau saya melakukan ini itu saya menyebutkannya", dia beranggapan kalau dia berani menceritakan aib yang ia miliki sebagai orang yang gentle, entah bid'ah seperti itu dari mana asalnya.
Justru disunnahkan bagi seseorang untuk menutub aibnya, bahkan jika ada seseorang bertanya kepadamu: "apakah kamu pernah melakukan ini...? yang merupakan aib", seandainya kamu pernah melakukannya, namun kamu tidak ingin aibmu terbongkar, kamu boleh mengatakan "tidak".
Namun bukan berarti seseorang boleh mencuri, lalu ia menyembunyikan aibnya, dan tidak mengaku. Semua ada batasan-batasannya, tidak se-asal-asal-an itu.
Sudah, letih menulisnya, mungkin yang baca juga, saya hanya sedang menasehati diri, kalau dirasa bermanfaat bagi anda dan yang lain, bisa anda baca atau sebarkan. Jangan lupa, doanya untuk admin, yang setia bersama kalian. doakan semoga saya tetap istiqamah, diberikan keikhlasan, dan juga dianugerahi husnul khotimah.
Posting Komentar untuk "Menutup Aib, Cerita Sahabat Lamaku"